Sepeda Kampus UGM menuju Kawasan Educopolis
October 12, 2012
Sepeda kampus stasiun PAU
UGM menjadi Kawasan Educopolis tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIPK) 2005-2015. Adapun Kawasan educopolis adalah suatu lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan kolaborasi multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologi.
Sarana prasarana transportasi di dalam kampus ditata mempertimbangkan berbagai aspek yaitu keselamatan, kenyamanan, terciptanya udara bersih, dan keterhubungan antar berbagai bagian kampus. Untuk itu prioritas diberikan berbeda pada berbagai jenis moda transportasi yaitu prioritas pertama jalan kaki, dilanjutkan kendaraan tidak bermotor, angkutan umum, dan terakhir kendaraan bermotor pribadi. Mulai pertengahan tahun 2011 Universitas menyelenggarakan layanan Sepeda Kampus. Sepeda Kampus merupakan pengembangan lanjut dari Sepeda HIjau UGM yang diinisiasi pada tahun 2005 oleh Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR). Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) dan Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH).[1]
Rasio Mahasiswa dan Sepeda Kampus
Pada tahun 2012, UGM menerima hampir 10.000 (tepatnya 9.753) [2] orang mahasiswa baru S1 dan D3. Sepeda kampus yang dimiliki dari data di sepedakampus.ugm.ac.id (diakses tgl 12 Okt 2012) ada sekitar 500 buah yang tersebar tidak merata di tiap stasiun sepeda. Untuk 1 tahun angkatan saja berarti rasio mahasiswa dan ketersediaan sepeda adalah sekitar 20:1 . Seperti kita tahu , komitmen untuk tidak membawa kendaraan bermotor ke kampus dimulai dari mahasiswa baru tahun 2011. maka rasio mahasiswa dan sepeda kampus menjadi 40:1 (dengan asumsi penerimaan mahasiswa tahun 2011 = mahasiswa tahun 2012). Rasio yang belum bisa dianggap ideal bagi ketersediaan sarana transportasi bagi kawasan educopolis. Kita bertahap, ke depan jumlah sepeda akan bertambah dan jenis transportasi yang akan di gunakan makin beragam.
Kondisi Jalan di Kawasan UGM
Seperti kita tahu, ruas jalan di lingkar kampus UGM saat ini masih merupakan daerah yang tingkat polusi udaranya tinggi. Bagaimana tidak, hampir semua bis kota memutari kawasan UGM yang notabene menghasilkan kadar emisi gas buang yang tinggi. Hal ini tentunya sangat tidak sehat bagi pengguna sepeda kampus. Di samping polusi, ruas jalan yang diperuntukkan bagi pengguna sepeda (diberi marka jalan warna kuning) kadang berubah menjadi lahan parkir dan lapak pedagang (Daerah RS Sardjito), sehingga menjadi jalur yang tidak aman lagi bagi pengguna sepeda kampus.
Kesimpulan
Untuk mewujudkan UGM sebagai kawasan educopolis memerlukan pemikiran, rencana dan strategi yang sistemik. Dimana komponen yang berinteraksi sangat banyak dan kompleks serta memerlukan penataan yang tepat. Sepeda Kampus sebagai salah satu langkah untuk menggapai cita-cita tersebut harus terus kita sosialisaikan penggunaan dan tentunya dari sisi jumlah dan prasarana pendukung harus terus ditingkatkan dan dibenahi secara bertahap.
sumber:
[1] http://sepedakampus.ugm.ac.id/
[2] http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4873
Entry Filed under: Uncategorized. Posted in Uncategorized .